26 Jul 2010

Memanfaatkan selera untuk menambah uang

Persoalan keuangan kebanyakan orang muncul karena lebih memenangkan keinginan daripada kebutuhan. Artinya, keinginan memenuhi selera, seperti memiliki model tas atau sepatu yang menjadi kesukaan, memicu belanja lebih tinggi. Kebiasaan memenuhi selera di awal masa gajian lantas membuat uang tak bersisa. Padahal banyak kebutuhan yang harusnya dipenuhi lebih dini, cicilan hutang misalnya.
Dengan membuat prioritas pengeluaran (baca
Trik Menghabiskan Gaji Tanpa Rasa Bersalah), persoalan keuangan yang umum terjadi ini bisa terselesaikan. Memang dibutuhkan konsistensi dan kedisplinan untuk mengubah kebiasaan.
Jika mampu mengubah kebiasaan, Anda akan bisa memenuhi semua selera yang tak pernah ada batasnya itu, tanpa mengorbankan kebutuhan wajib lain. Atau sebaliknya, Anda tak perlu mengorbankan keinginan memenuhi selera karena harus memenuhi semua kebutuhan prioritas.
Perencana keuangan, Ahmad Gozali, mengatakan selera yang dimiliki setiap orang bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan penghasilan. Maksudnya, jadikan selera atau keinginan untuk menggali kembali potensi diri dan menambah penghasilan.
"Selera tidak ada batasnya, sedangkan
salary ada batasnya. Dalam jangka pendek, selera harus dikalahkan dengan mengikuti batasan
salary. Namun dalam jangka panjang, Anda bisa mengikuti selera, dengan mendorong potensi diri yang masih bisa dikembangkan untuk menambah penghasilan," jelas Gozali dalam
workshop keuangan diadakan EXPERD
bertema "Salary VS Selera" di Barcode, Kemang, Jakarta, Sabtu (24/7/2010) lalu.
Gozali menyampaikan, sebenarnya Anda sudah bisa memenuhi selera dengan penghasilan yang ada saat ini, berapapun jumlahnya. Namun keinginan untuk memenuhi selera yang terus muncul tanpa batas bisa dipenuhi, asalkan Anda berupaya lebih giat meningkatkan kemampuan diri.
"Bisa jadi banyak potensi dalam diri yang belum digali. Jika sudah digali, akan banyak kesempatan terbuka bahkan untuk meningkatkan penghasilan. Tentu saja dengan memenuhi empat prioritas lebih dahulu, lalu sisanya masih banyak uang yang bisa dibelanjakan memenuhi
berbagai selera," kata Gozali kepada
Kompas Female.
Persoalannya, apakah empat prioritas kebutuhan Anda sudah dipenuhi? Jika belum, kurangi belanja yang sifatnya konsumtif untuk memenuhi selera. Lalu mulailah merencanakan keuangan, jangka pendek (mengalahkan selera) dan jangka panjang (mengikuti selera).
"Rata-rata inflasi setiap tahunnya 7 - 9 persen, bahkan pernah mencapai 12 - 15 persen. Sedangkan gaji rata-rata naik hanya 5 persen saja. Kenaikan gaji tak bisa mengejar inflasi. Belum lagi kebutuhan yang terus berkembang, dengan bertambah dan berkembangnya anak misalnya," Gozali menjelaskan.
Selera, bisa menjadi motivasi lain untuk mengejar ketertinggalan penghasilan dari tingginya inflasi. Caranya, segera memulai perencanaan keuangan dengan menentukan prioritas sesuai kondisi finansial Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bidvestiser

About

tuker link yuk

link sahabat

Pengikut