19 Jul 2010

Seberapa Bersih?

Kita selalu mengidentikkan bersih dengan sesuatu yang higienis dan sehat. Tetapi ternyata, menjadi seseorang yang terlalu bersih mungkin malah akan memberikan dampak yang berbahaya pada kesehatan kita.
Ingat karakter Monica dalam serial TV
Friends yang selalu tidak bisa melihat hal yang berantakan dan kotor? Mungkin kita sebagai seorang ibu sering terlalu bersemangat dalam menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan bebas dari kuman serta penyakit. Namun, faktanya adalah ketika kita menggunakan produk pembersih antibakteri untuk membunuh semua bakteri berbahaya, kita juga melenyapkan lebih dari sepertiga bakteri baik yang sangat penting bagi kesehatan kulit kita.
Stuart B. Levy, MD, direktur the Center for Adaptation Genetics and Drug Resistance dari Tuft University School of Medicine di Boston, menyarankan agar kita selalu terbiasa membersihkan diri setiap selesai beraktivitas. Tujuannya untuk memperkecil kontak langsung kita dengan mikroba dan kotoran, terutama sebelum makan. Tetapi itu bukan berarti kita harus melakukannya setiap 5-10 menit sekali.
Terkadang kita bisa menjadi orang yang sangat terobsesi pada kebersihan dan berusaha untuk mensterilkan semua benda di sekitar kita dengan produk-produk kebersihan. Saking bersemangatnya, kita pun mencari pembersih dengan label antibakteri, seperti
triclosan. Bahayanya
triclosan adalah bisa menjadi pemicu terciptanya
superbug, yaitu bakteri yang sudah mengalami banyak sekali perubahan sehingga membuatnya tidak mempan lagi dibunuh oleh apapun.
Dalam studi yang dilakukan di Tuft University, Dr Levy menemukan lima jenis bakteri E.coli yang kebal terhadap
triclosan. Pada dasarnya,
triclosan akan melenyapkan hampir 95 persen bakteri normal, tapi beberapa bakteri yang lain akan bermutasi dan berbalik melawan
triclosan. Mungkin jumlah mutasi per generasi sangat kecil, namun reproduksi mereka sangat cepat. Jadi bisa dikatakan mereka mampu melakukan banyak mutasi dalam waktu yang singkat.
Setiap 5 persen dari populasi yang “selamat” dari
triclosan akan menjadi bakteri-bakteri yang semakin kuat dan tahan terhadap paparan zat kimia. Ketika mereka sudah sampai pada tahap tahan terhadap antibiotik, kita akan mendapatkan
superbug.
Kita pasti sering melihat label antibakteri pada sebagian besar produk sabun dan pembersih yang ada di dapur serta kamar mandi kita. Penggunaan secara “besar-besaran” juga tidak langsung menjamin antibakteri tersebut bekerja dengan efektif.  Dr Levy menyarankan agar produk-produk antibakteri ditempatkan di rumah sakit dan rumah yang penghuninya memiliki sistem imunitas yang rendah. Jadi, untuk menjaga agar tetap bersih dan terhindar dari serangan
superbug, cucilah tangan kita dengan menggunakan sabun tradisional dan air selama 15-30 detik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bidvestiser

About

tuker link yuk

link sahabat

Pengikut